Tuesday, 7 January 2014

Peneliti: Otak Mati, Tubuh Dapat Hidup dalam Waktu Lama

Tanpa otak, tubuh tak mengeluarkan hormon untuk proses biologis.

Ilustrasi gelombang otak.VIVAnews - Peneliti bedah saraf Amerika Serikat berpendapat bahwa orang dengan kondisi otak mati, berpotensi tetap hidup dalam jangka lama, meski berisiko berkembang tak sempurna, atau penuh risiko.

Melansir LiveScience, Senin 6 Januari 2014, Diana Greene Chandos, asisten profesor bedah saraf dan neurologi Ohio State University Wexner Medical Center tersebut, menyampaikan hal itu menyusul kasus gadis usai 13 tahun dari Oakland California, AS, Jahi McMath yang dinyatakan mati otak oleh tim dokter yang merawatnya sebulan lalu.

Namun, hingga kini McMath masih tetap dipertahankan hidupnya dengan bantuan teknologi, dengan dukungan ventilator. 

Sebelumnya, terkait pasien dengan otak mati yang dapat dipertahankan hidupnya, pernah menjadi pembahasan pada 1950-an di Prancis, dengan enam pasien yang terus hidup selama dua hingga 26 hari tanpa aliran darah ke otak. 

Tetapi, untuk kasus McMath, hakim setempat telah memerintahkan untuk mematikan mesin bantuan pada pekan depan. 

Hukum AS dan banyak negara lain mengatakan, seseorang secara hukum dinyatakan meninggal jika secara permanen telah mati otak, kehilangan seluruh pernapasan dan fungsi peredaran darah. Dalam kasus McMath, tiga dokter yang merawatnya menyimpulkan gadis itu telah mati otak. 

Greene Chandos mengatakan sistem intrinsik jantung masih menjaga organ denyut untuk waktu singkat setelah seseorang mengalami mati otak. 

Ia menambahkan, tanpa bantuan ventilator, denyut akan berhenti dengan sangat cepat, biasanya tak kurang dari satu jam. Sementara itu, dengan dukungan ventilator ini, proses biologi ginjal, fungsi lambung dapat berjalan selama satu pekan. 

Kenneth Goodman, direktur program Bioetika Universitas Miami mengatakan bahwa fungsi tersebut tak berarti orang masih hidup. 

"Jika mati otak, Anda mati. Tapi, dengan bantuan teknologi, kita bisa membuat tubuh melakukan beberapa hal yang harus dilakukan ketika Anda masih hidup," kata Goodman. 

Keberadaan otak sangat vital. Tanpa otak, tubuh tak mengeluarkan hormon penting yang dibutuhkan untuk proses biologis, misalnya lambung, ginjal, dan fungsi kekebalan tubuh. 

Greene Chandos menegaskan, tekanan darah normal juga tergantung pada kehidupan otak. Dan, orang dengan otak yang mati biasanya tak akan bertahan dalam waktu lama. Pemasangan ventilator hanya menunda kematian. 

"Jika semua kriteria kematian otak terpenuhi, cukup jelas tak ada lagi yang tersisa," ujar Greene-Chandos. 

Meski menilai orang dengan otak mati kecil kemungkinan bertahan hidup, Greene-Chandos juga punya pendapat yang membangunkan harapan pasien. Dengan bantuan teknologi terkini, adanya ventilator, tambahan tekanan darah dan hormon, ia meyakini, secara teori tubuh orang dengan otak mati dapat bertahan dalam waktu yang lama, bahkan tanpa batas waktu.

Namun, ia menekankan bahwa ketahanan orang dengan mati otak itu tergolong sulit, mengingat jaringan tubuh berisiko terkena infeksi. Dia mengaku akan memindahkan McMath ke fasilitas lain untuk mendapatkan dukungan hidup dalam jangka panjang. (art)

Briket Eceng Gondok, Alternatif Pengganti Elpiji



Tanaman eceng gondok

VIVAnews - Berbagai energi alternatif untuk menyiasati mahalnya harga gas elpiji sudah tersedia bagi masyarakat. Salah satunya adalah dengan memannfaatkan tanaman eceng gondok yang dipadatkan menjadi bahan bakar.
Dengan memanfaatkan limbah eceng gondok yang melimpah di danau Rawa Pening, Semarang, SMK Pertanian Bawean, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mengolah tanaman itu menjadi briket eceng gondok.
Briket eceng gondok bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan rumah tangga dan pertanian. Bahan bakar ini dijual dengan yang sangat terjangkau, antara Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogram.

Pembuatan briket enceng gondok dilakukan dengan mengeringkan gambut eceng gondok. Gambut dicampur dengan sekam, serbuk gergaji, dan sedikit tepung kanji untuk perekat. Setelah itu, adonan dimasukkan ke dalam cetakan khusus dan dipadatkan untuk menjadi briket.

Setelah dicetak, agar mudah dinyalakan, briket eceng gondok akan dijemur selama dua hari agar benar-benar kering. Berbeda dengan briket arang dan batu bara, briket eceng gondok menghasilkan api,  bukan bara.

Tekstur eceng gondok sebagai tanaman serat akan menjadi debu saat dibakar. Lima briket bisa menghasilkan api yang tahan hingga 30 menit.

"Satu kilogram briket eceng gondok biasanya berisi 20 briket," kata Elia Alia, guru pembimbing di SMK Pertanian Bawean.

DPK di wilayah eks Karesidenan Kedu menjalin kerja sama

KEBUMEN (www.beritakebumen.info) - Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota (DPK) di wilayah eks Karesidenan Kedu menjalin kerja sama dengan melaksanakan program bersama. Kerja sama itu disepakati saat para pengurus DPK se-Kedu menggelar rapat koordinasi (rakor) di Happy Valley Resort Sempor, Kebumen.

Rakor dihadiri oleh utusan DPK se-Kedu meliputi Purworejo, Temanggung, Wonosobo, Magelang dan Kebumen sebagai tuan rumah. Rakor dipimpin oleh Koordinator DPK se-eks Karesidenan Kedu Prof Dr Sukarno MSi. Selain sebagai ajang silaturahmi, rakor tersebut sekaligus sebagai ajang sharing program yang telah dilaksanakan oleh pengurus di tiap-tiap kabupaten/kota.

Ketua DPK Kebumen, Drs H Sugiarto MM mengatakan, selain itu kerja sama juga dirintis dengan menggelar kegiatan bersama yakni workshop tentang kurikulum 2013 bagi Dewan Pendidikan. Dijadwalkan, kegiatan itu akan dilaksanakan di Kota Magelang pada 25 Januari mendatang.

"DPK se-Kedu juga sepakat menyusun rekomendasi bersama terkait hal-hal yang menyangkut pendidikan antara lain meliputi perhitungan biaya pendidikan di tiap jenjang dan jalur pendidikan. Termasuk, tentang implementasi kurikulum 2013," ujar Sugiarto kepada Suara Merdeka, Rabu (4/12).

Sementara itu, di bawah kepemimpinannya, DPK Kebumen periode 2012-2017 telah melaksanakan berbagai program kegiatan. Antara lain melakukan pengawasan dan memberikan pertimbangan, rekomendasi dan dukungan kepada Pemkab terkait pendidikan.

DPK Kebumen, kata dosen di Politeknik Dharma Patria Kebumen itu, terus berupaya melakukan penguatan terhadap komite sekolah, agar keberadaannya hanya sekadar "gambar templek". Pihaknya juga mendorong program data pokok pendidikan (Dapodik) serta implementasi kurikulum 2013.

Selain itu DPK memiliki program dialog interaktif membahas persoalan pendidikan di Kebumen yang disiarkan melalui radio Prima FM. "Acara dipandu oleh pengurus DPK yakni Triswanto dan menghadirkan para narasumber yang berkompeten di bidangnya termasuk dari internal DPK Kebumen," imbuhnya.
( Supriyanto / CN31 / SMNetwork / suaramerdeka)